Singo Ulung Ditetapkan Jadi Warisan Budaya

Harry Widarto (tengah) didampingi pimpinan sidang Pudentia MPSSJAKARTA: Singo Ulung atau Rontek Singo Ulung dari Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional dalam katagori upacara tradisional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia. Tiga warisan budaya takbenda lainnya dari Jatim yang juga ditetapkan secara nasional adalah Wayang Beber Pacitan dalam katagori Tradisi dan Ekspresi Lisan, Ritual Larung Sembonyo Trenggalek dan arsitektur tradisional Tanean Lanjhang dari Madura.
Singo Ulung
Dalam sidang yang berlangsung marathon selama tiga hari, sejak Minggu-Selasa (20-22/9) di Hotel Millenium Sirih, Jakarta, sebanyak 14 (empat belas) Tim Penilai dari berbagai bidang yang dipimpin oleh Pudentia MPSS menguji masing-masing utusan Dinas Kebudayaan Provinsi dan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) seluruh Indonesia, yang mempresentasikan usulannya. Provinsi Jawa Timur diwakili oleh Dra. Hartini, MM, Kabid Budaya, Seni dan Film (BSF) Disbudpar Jatim dan Henri Nurcahyo, dari Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Jatim selaku stakeholder.

Sebagaimana dilaporkan Henri Nurcahyo dari Jakarta, sebelumnya Tim melakukan verifikasi sebanyak 339 usulan, kemudian diperas menjadi 191 dan akhirnya yang disidangkan sebanyak 121 warisan budaya yang kemudian ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional. Pemberian sertifikat akan dilakukan tanggal 20 Oktober mendatang. “Sertifikat ini diberikan selain agar tidak diklaim oleh bangsa lain, agar daerah mempunyai rasa memiliki kepedulian dan yang terpenting adalah action plan untuk melestarikan Warisan Budaya Takbenda Indonesia,” ujar Harry Widiarto, plt. Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud saat menutup acara Selasa siang (22/9).
Wayang Beber
Jawa Timur sendiri sebelumnya mengusulkan 8 (delapan) warisan budaya namun hanya diterima 4 saja karena memang harus dilengkapi dengan foto, video dan kajian akademik yang mendukungnya. Pada tataran kajian akademik inilah banyak usulan, bukan hanya Jatim, yang dinyatakan kurang memenuhi syarat.
Singo Ulung, adalah sebuah ritual masyarakat desa Blimbing, Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso, setiap tanggal 15 bulan Sya’ban / Ruwah (Jawa) yang kemudian dikemas menjadi seni pertunjukan dan akhirnya menjadi ikon Kabupaten Bondowoso. Kesenian ini memiliki ciri khas menggunakan barongan yang merupakan tiruan singa yang digerakkan oleh dua orang pemain di dalamnya tanpa kelihatan sosoknya.

Dalam katagori Tradisi dan Ekspresi Lisan, Wayang Beber Pacitan merupakan warisan budaya yang sudah langka, meskipun belakangan ini sudah ada regenerasi. Wayang ini dipertunjukkan dengan cara dibentangkan (dibeber) di depan dalang yang kemudian menceritakan adegan yang tergambar dalam bentangan tersebut.
Ritual Larung Sembonyo
Sedangkan ritual Larung Sembonyo merupakan tradisi masyarakat masyarakat Teluk Prigi Desa Tasikmadu, Prigi, Margomulyo, Karanggandu dan Karanggongso Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, yang diselenggarakan pada hari Senin Kliwon bulan Selo menurut penanggalan Jawa. Pelaksanaan ritual ini dimeriahkan dengan kesenian Tayub selama 40 hari 40 malam.

Sementara arsitektur tradisional Tanean Lanjhang dari Madura sebuah suatu kumpulan rumah sebuah keluarga besar dari orang tua hingga ke anak cucu yang menunjukkan ikatan kekerabatan yang kuat. Proses mendirikan rumah ini melalui berbagai ritual yang berlapis-lapis, mulai dari mencari lokasi tanah yang berbau harum, memilih tanggal baik untuk mendirikan, ritual saat mendirikan rumah, upacara menegakkan tiang utama, atap (wuwung) hingga syukuran ketika selesai dibangun.
Tanean Lanjhang - 2
Tahun lalu, 8 (delapan) Warisan Budaya Takbenda Nasional asal Jatim yang sudah ditetapkan adalah: Ludruk, Kasada, Tumpeng Sewu, Jaran Bodhag, Syiir Madura, Wayang Topeng Malang, Tari Seblang, dan Dhungkrek Madiun. Tahun 2013, dimana pertama kali program ini dimulai, dari 77 warisan budaya nasional yang ditetapkan terdapat 5 warisan budaya dari Jatim yaitu Reyog Ponorogo, Karapan Sapi, Sapi Sonok, Gandrung dan Kentrung. (*)

Tinggalkan komentar